Surat Untuk Haleigha Naniavada Sahaidoen

 

IMG00496-20120623-2133

Anakku, Kakak Egha, Haleigha Sayaang.

Apa kabarmu saat ini, Nak? Apa kabar langit di atas kepala dan dadamu? Ayah berharap cerah selalu, seperti senyum Kakak. Semoga bukan mendung.

Kakak Egha, Haleigha Sayaang, saat Kakak baca surat Ayah ini, mungkin Kakak sudah dewasa. Ijinkan Ayah melihat mata Kakak, wajah Kakak, senyum Kakak melalui surat ini yang entah bagaimana caranya.

Di surat ini, Ayah mau bilang, kalau Ayah sayang banget sama Kakak. Maafin Ayah yang selama Kakak kenal Ayah, Ayah mungkin seperti galak sama Kakak. Demi Tuhan, Nak, bukan maksud Ayah untuk membuat Kakak takut apalagi menderita, tapi justru karena Ayah yang sebenarnya takut. Ayah takut kehilangan Kakak. Ayah takut Kakak sakit atau disakiti. Ayah takut karena dunia di luar itu jahat dan mungkin Ayah nggak bisa melindungi Kakak. Tapi, Ayah sadar, Ayah nggak bisa melindungi Kakak terus-terusan. Kelak, akan ada saatnya Ayah akan melepas Kakak untuk memilih hidup yang Kakak mau. Demi Tuhan, dari lubuk hati yang paling dalam, Ayah nggak rela melepas buah hati cinta Ayah sama Bunda untuk lepas pergi, lepas dari tanggung jawab Ayah selama ini. Sampai kapan pun, Kakak Egha, akan menjadi bayinya Ayah, yang akan selalu Ayah gendong, Ayah nyanyiin lagu ‘timang-timang anakku sayang’, lagu yang bahkan Kakak nyanyiin buat Adek Vindra. Kelak Ayah harus melepasmu, Ayah mohon maaf karena terlalu ‘menjagamu’.

me_and_egha

 

Anakku, Kakak Egha, Haleighaku Sayaang,  belajarlah tegar. Hormati orang yang lebih tua dari Kakak. Waspadalah terhadap dunia. Dengarlah kata hatimu seperti yang Kakak sama Ayah sering lakukan walau mungkin Kakak nggak sadar. Lihatlah dunia dari mata Ayah, seperti Ayah belajar mengerti duniamu dari matamu. Belajarlah setinggi yang Kakak ingin capai, supaya Kakak bisa memahami dunia lebih baik dari Ayah. Ayah titip sama Kakak,

untuk jaga Bunda

IMG00009-20110128-2225

dan bimbing Adekmu, Vindra.

IMG00428-20130225-2121

 

Anakku, Kakak Egha, Haleighaku Sayaang, seperti arti namamu, Kakak akan selalu menjadi matahari timur di jiwa Ayah, walau mungkin, saat kamu baca surat ini, Ayah sudah nggak ada. Kenanglah waktu-waktu yang sudah kamu gunakan bersama Ayah, dan Ayah akan tetap akan ada dibelakang kuping kirimu seperti saat Ayah sering bisikin Kakak, “hai Sayaang,” dan Kakak balas, “haiii Ayah,” dengan gaya kolokan Kakak yang Ayah suka.

Kakak Sayaang, simpan air matamu, Nak.. Ayah memang meninggalkan surat ini di dunia maya, agar kelak, saat kamu mencari Ayah, kita bisa bertemu di surat ini.

Demi Tuhan dan jarak nadi, Ayah sayang sama Kakak. Dan Ayah mohon maaf kalau selama Kakak kenal Ayah, apa yang Ayah lakukan ke Kakak membuat Kakak salah kira dan tidak sepaham. Semoga kelak kamu akan mengerti.

Bidadari kecil Ayah, Kakak Haleigha Sayang, demikian surat Ayah. Ayah sudah titip namamu ke Tuhan, supaya Kakak selalu dalam perlindungannya. Jangan lupa sholat ya, Nak. Jaga dirimu baik-baik ya, Sayaang…

8

 

I love you so much..

Ayahmu,

Jasper Valentino,

Jakarta, 21 November 2013, 15:43 WIB

(Surat ini Ayah buat dengan sadar dan tenggelam dalam rindu dan tangis yang tertahan, karena –entah kenapa bisa– saat ini, Ayah sedang melihat wajah Kakak saat berusia 18 tahun. Kakak cantik sekali, Sayaang. Semoga Ayah bisa menemanimu saat Kakak membaca surat ini. Semoga…)

Best moment!